Disusun Oleh :
1.
Aditya
Sapta
2.
Agus
Susanto
3.
Ahmad
Sofyan
4.
Aldo
Febriyanto
5.
Anan
Teguh
6.
Andi
Winarto
7.
Angger
Fahmi
8.
Bayu
Egi Taufani
|
1.
Pendahuluan
Turbin gas
adalah suatu penggerak mula yang memanfaatkan gas sebagai fluida
kerja. Didalam
turbin gas energi kinetik dikonversikan menjadi energi mekanik berupa putaran
yang menggerakkan roda turbin sehingga menghasilkan daya. Bagian turbin yang berputar
disebut rotor atau roda turbin dan bagian turbin yang diam disebut stator atau rumah
turbin. Rotor memutar poros daya yang menggerakkan beban (generator listrik, pompa,
kompresor atau yang lainnya).
Turbin gas
merupakan salah satu komponen dari suatu sistem turbin gas. Sistem
turbin gas yang
paling sederhana terdiri dari tiga komponen yaitu kompresor, ruang bakar dan
turbin gas. Menurut Dr. J. T. Retaliatta, sistim turbin gas ternyata sudah
dikenal pada jaman “Hero of Alexanderia”. Disain pertama turbin gas dibuat oleh
John Barber seorang Inggris pada tahun 1791. Sistem tersebut bekerja dengan gas
hasil pembakaran batu bara, kayu atau minyak, kompresornya digerakkan oleh
turbin dengan perantaraan rantai roda gigi. Pada tahun 1872, Dr. F. Stolze
merancang sistem turbin gas yang menggunakan kompresor aksial bertingkat ganda
yang digerakkan langsung oleh turbin reaksi tingkat ganda. Tahun 1908,
sesuai dengan
konsepsi H. Holzworth, dibuat suatu sistem turbin gas yang mencoba menggunakan
proses pembakaran pada volume konstan. Tetapi usaha tersebut dihentikan karena
terbentur pada masalah konstruksi ruang bakar dan tekanan gas pembakaran yang berubah
sesuai beban. Tahun 1904, “Societe des Turbomoteurs” di Paris membuat suatu sistem
turbin gas yang konstruksinya berdasarkan disain Armengaud dan Lemate yang menggunakan
bahan bakar cair. Temperatur gas pembakaran yang masuk sekitar 450oC dengan
tekanan 45 atm dan kompresornya langsung digerakkan oleh turbin. Selanjutnya,
perkembangan sistem turbin gas berjalan lambat hingga pada tahun 1935 sistem
turbin gas mengalami perkembangan yang pesat dimana diperoleh efisiensi
sebesar lebih
kurang 15 %. Pesawat pancar gas yang pertama diselesaikan oleh “British Thomson
Houston Co” pada tahun 1937 sesuai dengan konsepsi Frank Whittle (tahun 1930). Saat
ini sistem turbin gas telah banyak diterapkan untuk berbagai keperluan seperti mesin
penggerak generator listrik, mesin industri, pesawat terbang dan lainnya.
Sistem turbin gas dapat dipasang dengan cepat dan biaya investasi yang relatif
rendah jika dibandingkan dengan instalasi turbin uap dan motor diesel untuk
pusat tenaga listrik.
2.
Prinsip Kerja Sistem Turbin Gas
Udara masuk
kedalam kompresor melalui saluran masuk udara (inlet). Kompresor ini berfungsi
untuk menghisap dan menaikkan tekanan udara tersebut, akibatnya temperatur udara
juga meningkat. Kemudian udara yang telah dikompresi ini masuk kedalam ruang bakar.
Di dalam ruang bakar disemprotkan bahan bakar sehingga bercampur dengan udara tadi
dan menyebabkan proses pembakaran. Proses pembakaran tersebut berlangsung dalam
keadaan tekanan konstan sehingga dapat dikatakan ruang bakar hanya untuk
menaikkan temperatur. Gas hasil pembakaran tersebut dialirkan ke turbin gas
melalui suatu nozel yangberfungsi untuk mengarahkan aliran tersebut ke
sudu-sudu turbin. Daya yang dihasilkan oleh turbin gas tersebut digunakan untuk
memutar kompresornya sendiri dan memutar beban lainnya seperti generator
listrik, dll. Setelah melewati turbin ini gas tersebut akan dibuang keluar
melalui saluran buang (exhaust). Secara umum proses yang terjadi pada suatu
sistim turbine gas adalah sebagai berikut:
1. Pemampatan
(compression) udara di hisap dan dimampatkan
2. Pembakaran
(combustion) bahan bakar dicampurkan ke dalam ruang bakar dengan udara kemudian
di bakar.
3. Pemuaian
(expansion) gas hasil pembakaran memuai dan mengalir ke luar melalui nozel
(nozzle)
4. Pembuangan
gas (exhaust) gas hasil pembakaran dikeluarkan lewat saluran
pembuangan.
Pada
kenyataannya, tidak ada proses yang selalu ideal, tetap terjadi kerugian kerugian
yang dapat menyebabkan turunnya daya yang dihasilkan oleh turbin gas dan berakibat
pada menurunnya performansi turbin gas itu sendiri.
Kerugian-kerugian
tersebut dapat terjadi pada ketiga komponen sistem turbin gas. Sebab-sebab
terjadinya kerugian antara lain:
·
Adanya gesekan fluida yang menyebabkan
terjadinya kerugian tekanan (pressure losses) di ruang bakar.
·
Adanya kerja yang berlebih waktu proses
kompresi yang menyebabkan terjadinya gesekan antara bantalan turbin dengan
angin.
·
Berubahnya nilai cp dari fluida kerja
akibat terjadinya perubahan temperatur dan perubahan komposisi kimia dari
fluida kerja.
·
Adanya mechanical loss, dsb.
untuk memperkecil kerugian ini hal yang
dapat kita lakukan antara lain dengan
perawatan yang
teratur atau dengan memodifikasi peralatan yang ada.
3.
Siklus-Siklus Turbin Gas
Tiga siklus turbin
gas yang dikenal secara umum yaitu:
A. Siklus
Ericson
Merupakan siklus
mesin kalor yang dapat balik (reversible) yang terdiri dari dua proses isotermis
dapat balik (reversible isotermic) dan dua proses isobarik dapat balik (reversible
isobaric). Proses perpindahan panas pada proses isobarik berlangsung di dalam
komponen siklus internal (regenerator), dimana effisiensi termalnya adalah :
hth = 1 – T1/Th
dimana T1 =
temperatur buang dan Th = temperatur panas
B. Siklus
Stirling
Merupakan siklus
mesin kalor dapat balik, yang terdiri dari dua proses isotermis dapat balik
(isotermal reversible) dengan volume tetap (isovolum). Efisiensi termalnya sama
dengan efisiensi termal pada siklus Ericson.
C. Siklus
Brayton
Siklus ini
merupakan siklus daya termodinamika ideal untuk turbin gas, sehingga saat ini
siklus ini yang sangat populer digunakan oleh pembuat mesin turbine atau
manufacturer
dalam analisa untuk up-grading performance. Siklus Brayton ini terdiri dari
proses kompresi isentropik yang diakhiri dengan proses pelepasan panas pada tekanan
konstan. Pada siklus Bryton tiap-tiap keadaan proses dapat dianalisa secara berikut:
· Proses 1®2
(kompresi isentropik)
Kerja yang
dibutuhkan oleh kompresor: Wc = ma (h2 – h1)
· Proses 2®3,
pemasukan bahan bakar pada tekanan konstan.
Jumlah kalor
yang dihasilkan: Qa = (ma + mf) (h3 – h2)
· Proses 3®4,
ekspansi isentropik didalam turbin.
Daya yang
dibutuhkan turbin: WT = (ma + mf) (h3 – h4)
· Proses 4®1,
pembuangan panas pada tekanan konstan ke udara. Jumlah kalor yang dilepas: QR =
(ma + mf) (h4 – h1)
Siklus Brayton
4.
Klasifikasi Turbin Gas
Turbin gas dapat
dibedakan berdasarkan siklusnya, kontruksi poros dan lainnya.
Menurut
siklusnya turbin gas terdiri dari:
· Turbin gas
siklus tertutup (Close cycle)
· Turbin gas siklus
terbuka (Open cycle)
Perbedaan dari
kedua tipe ini adalah berdasarkan siklus fluida kerja. Pada turbin gas siklus
terbuka, akhir ekspansi fluida kerjanya langsung dibuang ke udara atmosfir, sedangkan
untuk siklus tertutup akhir ekspansi fluida kerjanya didinginkan untuk kembali
ke dalam proses awal.
Dalam industri
turbin gas umumnya diklasifikasikan dalam dua jenis yaitu :
1. Turbin Gas
Poros Tunggal (Single Shaft)
Turbin jenis ini
digunakan untuk menggerakkan generator listrik yang menghasilkan energi listrik
untuk keperluan proses di industri.
2. Turbin Gas
Poros Ganda (Double Shaft)
Turbin jenis ini
merupakan turbin gas yang terdiri dari turbin bertekanan tinggi dan
turbin
bertekanan rendah, dimana turbin gas ini digunakan untuk menggerakkan beban
yang berubah seperti kompresor pada unit proses.
5.
Komponen Turbin Gas
Komponen turbin
gas terdiri dari :
1. Komponen
Utama
·
Air Inlet Section
Berfungsi untuk
menyaring kotoran dan debu yang terbawa dalam udara sebelum masuk ke kompresor.
Bagian ini terdiri dari:
1. Air Inlet
Housing, merupakan tempat udara masuk dimana didalamnya terdapat
peralatan
pembersih udara.
2. Inertia
Separator, berfungsi untuk membersihkan debu-debu atau partikel yang
terbawa bersama
udara masuk.
3. Pre-Filter,
merupakan penyaringan udara awal yang dipasang pada inlet house.
4. Main
Filter, merupakan penyaring utama yang terdapat pada bagian dalam inlet
house, udara
yang telah melewati penyaring ini masuk ke dalam kompresor aksial.
5. Inlet
Bellmouth, berfungsi untuk membagi udara agar merata pada saat memasuki ruang
kompresor.
6. Inlet
Guide Vane, merupakan blade yang berfungsi sebagai pengatur jumlah udara yang
masuk agar sesuai dengan yang diperlukan.
·
Compressor Section
Komponen utama
pada bagian ini adalah aksial flow compressor, berfungsi untuk
mengkompresikan
udara yang berasal dari inlet air section hingga bertekanan tinggi sehingga
pada saat terjadi pembakaran dapat menghasilkan gas panas berkecepatan tinggi yang
dapat menimbulkan daya output turbin yang besar. Aksial flow compressor terdiri
dari dua bagian yaitu:
1. Compressor Rotor Assembly
Merupakan bagian
dari kompresor aksial yang berputar pada porosnya. Rotor ini
memiliki 17
tingkat sudu yang mengompresikan aliran udara secara aksial dari 1 atm menjadi
17 kalinya sehingga diperoleh udara yang bertekanan tinggi. Bagian ini tersusun
dari wheels, stubshaft, tie bolt dan sudu-sudu yang disusun kosentris di
sekeliling sumbu rotor.
2. Compressor Stator
Merupakan bagian
dari casing gas turbin yang terdiri dari:
a. Inlet
Casing, merupakan bagian dari casing yang mengarahkan udara masuk ke inlet bellmouth
dan selanjutnya masuk ke inlet guide vane.
b. Forward
Compressor Casing, bagian casing yang didalamnya terdapat empat stage kompresor
blade.
c. Aft
Casing, bagian casing yang didalamnya terdapat compressor blade.
d. Discharge
Casing, merupakan bagian casing yang berfungsi sebagai tempat
keluarnya udara
yang telah dikompresi. Pada bagian ini terdapat compressor blade
tingkat 11
sampai 17.
·
Combustion Section
Pada bagian ini
terjadi proses pembakaran antara bahan bakar dengan fluida kerja yang berupa
udara bertekanan tinggi dan bersuhu tinggi. Hasil pembakaran ini berupa energi panas
yang diubah menjadi energi kinetik dengan mengarahkan udara panas tersebut ke transition
pieces yang juga berfungsi sebagai nozzle. Fungsi dari keseluruhan sistem
adalah untuk mensuplai energi panas ke siklus turbin. Sistem pembakaran ini
terdiri dari komponen-komponen berikut yang jumlahnya bervariasi tergantung
besar frame dan penggunaan turbin gas. Komponen-komponen itu adalah :
1. Combustion
Chamber, berfungsi sebagai tempat terjadinya pencampuran
antara udara yang telah dikompresi dengan bahan bakar yang masuk.
2. Combustion
Liners, terdapat didalam combustion chamber yang berfungsi sebagai
tempat berlangsungnya pembakaran.
3. Fuel
Nozzle, berfungsi sebagai tempat masuknya bahan bakar ke
dalam combustionliner.
4. Ignitors
(Spark Plug), berfungsi untuk memercikkan bunga api ke
dalam combustion chamber sehingga campuran bahan bakar dan udara dapat
terbakar.
5. Transition
Fieces, berfungsi untuk mengarahkan dan membentuk aliran gas
panasagar sesuai dengan ukuran nozzle dan sudu-sudu turbin gas.
6. Cross
Fire Tubes, berfungsi untuk meratakan nyala api pada semua
combustion chamber.
7. Flame
Detector, merupakan alat yang dipasang untuk mendeteksi
proses pembakaran terjadi.
Combustion
chamber yang ada disusun kosentris mengelilingi aksial flow
compressor dan
disambungkan dengan keluaran kompresor udara dari aksial flow
compressor yang
dialirkan langsung ke masing-masing chambers. Zona pembakaran pada combustion
chamber ada tiga yaitu:
1. Primary
Zone, merupakan tempat dimana bahan bakar berdifusi dengan udara
kompresor untuk
membentuk campuran udara bahan bakar yang siap dibakar.
2. Secondary
Zone, adalah zona penyempurnaan pembakaran sebagai
kelanjutan
pembakaran pada
primary zone.
3. Dilution
Zone, merupakan zona untuk mereduksi temperatur gas hasil pembakaran pada keadaan
yang diinginkan pada saat masuk ke first stage nozzles.
Combustion
liners didesain dengan satu seri lubang dan louvers yang ditempatkan
didalam
chambers. Digunakan untuk mencampurkan bahan udara dari kompresor dan bahan bakar
dari nozel yang membakar campuran ini. Fuel nozzle terdapat pada ujung
combustion chamber dan masuk ke combustion liners. Fungsi dari fuel nozzle ini
adalah untuk mengabutkan bahan bakar dan mengarahkannya ke reaction zone pada
ruang bakar. Transition piece terdapat antara combustion liners dan first stage
nozzle. Alat ini digunakan untuk mengarahkan udara panas yang dihasilkan pada
combustion section ke first stage nozzle. Spark plugs terdapat pada bagian
samping combustion chamber dan masuk ke combustion liners. Spark plugs
berfungsi untuk menyulut campuran bahan bakar dan udara pada saat turbin gas
star up. Pembakaran akan terus terjadi selama suplai bahan bakar dan udara
terus berlangsung. Spark plugs terpasang pada sebuah pegas setelah proses pembakaran
terjadi, tekanan yang dihasilkan meningkat dan akan memaksa plugs naik
menuju casing
dan mengeluarkan gas panas. Cross fire tube berfungsi untuk menghubungkan semua
combustion chamber. Tabung ini digunakan untuk mengirimkan pengapian dari satu
combustion liners ke yang berikutnya selama start up.
·
Turbin Section
Turbin section
merupakan tempat terjadinya konversi energi kinetik menjadi energi
mekanik yang
digunakan sebagai penggerak kompresor aksial dan perlengkapan lainnya. Dari
daya total yang dihasilkan kira-kira 60 % digunakan untuk memutar kompresornya sendiri,
dan sisanya digunakan untuk kerja yang dibutuhkan.
Komponen-komponen
pada turbin section adalah sebagai berikut :
1. Turbin Rotor
Case
2. First
Stage Nozzle, yang berfungsi untuk mengarahkan gas panas ke first stage
turbine wheel.
3. First
Stage Turbine Wheel, berfungsi untuk mengkonversikan energi kinetik dari
aliran udara
yang berkecepatan tinggi menjadi energi mekanik putaran rotor.
4. Second
Stage Nozzle dan Diafragma, berfungsi untuk mengatur aliran gas panas
ke second stage
turbine wheel, sedangkan diafragma berfungsi untuk
memisahkan kedua
turbin wheel.
5. Second
Stage Turbine, berfungsi untuk memanfaatkan energi kinetik yang masih
cukup besar dari
first stage turbine untuk menghasilkan kecepatan putar rotor
yang lebih
besar.
·
Exhaust Section
Exhaust section
adalah bagian akhir turbin gas yang berfungsi sebagai saluran
pembuangan gas
panas sisa yang keluar dari turbin gas. Exhaust section terdiri dari beberapa
bagian yaitu :
1. Exhaust Frame
Assembly.
2. Exhaust
Diffuser Assembly.
Exhaust gas
keluar dari turbin gas melalui exhaust diffuser pada exhaust frame
assembly, lalu
mengalir ke exhaust plenum dan kemudian didifusikan dan dibuang ke atmosfir
melalui exhaust stack, sebelum dibuang ke atmosfir gas panas sisa tersebut
diukur dengan exhaust thermocouple dimana hasil pengukuran ini digunakan juga
untuk data pengontrolan temperatur dan proteksi temperatur trip. Pada exhaust
area terdapat 18 buah termokopel yaitu, 12 buah untuk temperatur kontrol dan 6
buah untuk temperatur trip.
2. Komponen
Penunjang
Ada beberapa
komponen penunjang yaitu :
·
Starting Equipment
Berfungsi untuk
melakukan start up sebelum turbin bekerja.
Jenis-jenis
starting equipment yang digunakan di unit-unit turbin gas pada umumnya adalah :
1. Diesel
Engine, (PG –9001A/B)
2. Induction
Motor, (PG-9001C/H dan KGT 4X01, 4X02 dan 4X03)
3. Gas Expansion
Turbine (Starting Turbine)
·
Coupling dan Accessory Gear
Berfungsi untuk
memindahkan daya dan putaran dari poros yang bergerak ke poros
yang akan
digerakkan. Ada tiga jenis coupling yang digunakan, yaitu:
1. Jaw Cluth,
menghubungkan starting turbine dengan accessory gear dan HP turbin rotor.
2. Accessory
Gear Coupling, menghubungkan accessory gear dengan HP turbin
rotor.
3. Load
Coupling, menghubungkan LP turbin rotor dengan kompressor beban.
·
Fuel System
Bahan bakar yang
digunakan berasal dari fuel gas system dengan tekanan sekitar
kg/cm2. Fuel gas
yang digunakan sebagai bahan bakar harus bebas dari cairan kondensat dan
partikel-partikel padat. Untuk mendapatkan kondisi tersebut diatas maka sistem
ini dilengkapi dengan knock out drum yang berfungsi untuk memisahkan
cairan-cairan yang masih terdapat pada fuel gas.
·
Lube Oil System
Lube oil system
berfungsi untuk melakukan pelumasan secara kontinu pada setiap
komponen sistem
turbin gas. Lube oil disirkulasikan pada bagian-bagian utama turbin gas dan
trush bearing juga untuk accessory gear dan yang lainnya. Lube oil system
terdiri dari:
1. Oil Tank
(Lube Oil Reservoir)
2. Oil Quantity
3. Pompa
4. Filter System
5. Valving
System
6. Piping System
7. Instrumen
untuk oil
Pada turbin gas
terdapat tiga buah pompa yang digunakan untuk mensuplai lube oil
guna keperluan
lubrikasi, yaitu:
1. Main Lube
Oil Pump, merupakan pompa utama yang digerakkan oleh HP shaft pada gear box
yang mengatur tekanan discharge lube oil.
2. Auxilary
Lube Oil Pump, merupakan pompa lube oil yang digerakkan oleh tenaga listrik,
beroperasi apabila tekanan dari main pump turun.
3. Emergency
Lube Oil Pump, merupakan pompa yang beroperasi jika kedua pompa diatas tidak
mampu menyediakan lube oil.
·
Cooling System
Sistem pendingin
yang digunakan pada turbin gas adalah air dan udara. Udara
dipakai untuk
mendinginkan berbagai komponen pada section dan bearing. Komponenkomponen utama
dari cooling system adalah:
1.
Off base Water Cooling Unit
2.
Lube Oil Cooler
3.
Main Cooling Water Pump
4.
Temperatur Regulation Valve
5.
Auxilary Water Pump
6.
Low Cooling Water Pressure Swich
6.
Prosedur Pengoperasian Turbin Gas
Prosedur yang
harus dilakukan untuk mengoperasikan turbin gas sebagai langkah
awal adalah :
1. Rachet, dilakukan
dengan memutar turbin seperempat lingkaran dalam waktu satu menit secara terus
menerus selama 10 hingga 12 jam untuk mendistribusikan massa rotor, meratakan
pelumasan pada bearing dan journal shaft serta mencegah
terjadinya
pembengkokan.
2. Rubbing
Check, pemutaran turbin gas sampai 1350 rpm, kemudian dimatikan.
3. Cranking, setelah
turbin gas dimatikan saat rubbing check, kemudian turbin gas
diputar 1200 rpm
yang dilakukan selama 5 hingga 10 menit. Hal ini dilakukan
untuk
membersihkan turbin gas dan kompresor dari debu dan kotoran.
4. Fuel Gas Leak
Check, putaran turbin dinaikkan kembali sampai 1850 rpm.
5. Flame
Detector Check, putaran turbin diputar sampai 2000 rpm, kemudian spark
plug dinyalakan
maka saat itu proses pembakaran mulai terjadi.
6. Over Trip
Test, apabila diberikan penambahan fuel gas maka otomatis putaran
turbin gas
meningkat hingga mencapai batas yang telah ditentukan.
7. Peak Load
untuk, setelah itu turbin gas distart hingga mencapai putaran 5100 rpm. Kemudian
turbin gas ini diberi beban secara bertahap hingga mencapai nilai
mendekati
maksimum, kemudian beban diturunkan setahap hingga mencapai batas
yang diinginkan.
7.
Maintenance Turbin Gas
Maintenance
adalah perawatan untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan
seperti
kerusakan terlalu cepat terhadap semua peralatan di pabrik, baik yang sedang beroperasi
maupun yang berfungsi sebagai suku cadang. Kerusakan yang timbul biasanya terjadi
karena keausan dan ketuaan akibat pengoperasian yang terus-menerus, dan juga akibat
langkah pengoperasian yang salah.
Maintenance pada
turbine gas selalu tergantung dari faktor-faktor operasional
Tidak ada komentar:
Posting Komentar